Jum’at, 12 November 2021 Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta untuk pertama kalinya menyelenggarakan kajian Bedah Karya yang bertempat di ruang auditorium. Kajian yang berlangsung pukul 15.30-17.00 tersebut diikuti oleh sekitar 20 mahasiswa Fakultas Tarbiyah, dengan dipandu oleh Vina Rezki Ningrum sebagai moderator.
Dalam pengantarnya, Vina menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan program rutin dari divisi kajian DEMA Fakultas Tarbiyah yang ditujukan untuk membedah karya jurnal dari beberapa dosen IIQ An Nur, sehingga harapannya mahasiswa dapat meneladani para dosen dan ikut mneghasilkan karya-karya ilmiah.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah, kami dari Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah berharap dapat mengetahui perkembangan jurnal IIQ An Nur, sehingga nantinya kami dari mahasiswa sendiri bisa meneladani para dosen yang sudah berkiprah dalam dunia kepenulisan.”, jelas Vina.
“… lalu, harapan kami juga, semoga mahasiswa” terutama dari fakultas tarbiyah nanti bisa menghasilkan karya-karya tersebut dan nantinya bisa mengharumkan almamater IIQ An Nur.”, tambahnya.
Pada kajian perdana kali ini, hadir narasumber yang merupakan dosen sekaligus wakil Rektor I IIQ An Nur, Dr H. Munjahid, M.Ag, untuk membedah langsung jurnal yang berjudul “Kebijakan Khalifah Al Ma’mun dan Implikasinya terhadap Kemajuan Ilmu Pengetahuan”.
Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa jurnal tersebut beliau tulis karena terinspirasi oleh prestasi Khalifah Al Ma’mun yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahannya. Sehingga, menurut beliau, umat Islam perlu melihat kembali bagaimana statregi yang diterapkan Khalifah Al Ma’mun untuk memajukan pendidikan, karena pendidikan merupakan kunci untuk memajukan sebuah negara.
Wakil Rektor I tersebut juga menerangkan bahwa, di samping strategi dan kebijakan-kebijakannya yang luar biasa, kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai pada pemerintahan Khalifah Al Ma’mun, disebabkan karena latar belakang Khalifah Al Ma’mun sendiri yang merupakan ulama, intelektual, dan filosof. Hal itulah yang kemudian mendorong lahirnya ilmuwan-ilmuwan terkenal pada masa kekhalifahannya.
“Khalifah Al Ma’mun itu jadinya ulama, intelektual, dan filosof, maka pemerintahannya, kekhalifahannya itu banyak menekankan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan filsafat.” tutur beliau.
Berkaitan dengan hal tersebut beliau menyampaikan bahwa latar belakang pendidikan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakannya ketika memimpin.
“Oleh karena itu, ketika memilih pemimpin maka standar pendidikannya harus jelas, itu harga mati, tidak boleh ditawar tawar. Disamping nanti juga akhlaknya, tetapi standar pendidikan harus ditingkatkan. Karena itu, kalau, dia mengalami lika likunya orang menuntut ilmu, maka dia kan menghargai orang yang berilmu, tetap kalau dia nggak pernah mengalami hal itu maka dia akan menganggap remeh terhadap orang yang pinter.”, jelas beliau
Lanjutnya, dari berbagai kebijakan pada masa pemerintahan Khalifah Al Ma’mun, setidaknya menurut beliau, terdapat 3 hal yang dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk memajukan pendidikan ke depan, di antaranya dengan meningkatkan standar pendidikan pemimpin negara, mengutamakan anggaran negara untuk kepentingan pendidikan, serta memberikan pendidikan gratis terutama di sekolah-sekolah negeri.
Penulis Mutiatul Chasanah
Penyunting Qowim Musthofa