Mahasiswa KKL Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Siap Lahirkan 44 Artikel Ilmiah Menjadi 4 Book Chapter

WhatsApp Image 2025 11 09 at 07.55.29 - Mahasiswa KKL Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Siap Lahirkan 44 Artikel Ilmiah Menjadi 4 Book Chapter

Bantul, 8 November 2025Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta menyelenggarakan Academic Writing Workshop bertema “Menumbuhkan Budaya Riset dan Publikasi Melalui Tradisi Menulis Ilmiah” di Rumah Budaya Tembi, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini sekaligus menjadi pembuka dari seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahun akademik 2025/2026 yang berorientasi pada peningkatan kemampuan menulis ilmiah dan publikasi artikel mahasiswa.

Workshop diikuti oleh 44 mahasiswa semester lima dari program studi ilmu al-Qur’an dan tafsir (IAT) serta ilmu hadis (ILHA). Melalui kegiatan ini, mahasiswa dibekali wawasan dan keterampilan dalam menulis artikel ilmiah yang layak terbit.

Ketua KKL, Dr. Abdul Japbar, M.Phil, dalam sambutannya menegaskan bahwa tahun ini fakultas menargetkan capaian yang lebih ambisius dibanding tahun sebelumnya.

“Melalui workshop ini, kita berharap muncul 44 judul artikel yang nantinya bisa dikembangkan menjadi empat book chapter. Tahun lalu hanya ada 13 judul, yang kemudian diterbitkan menjadi satu book chapter. Dari sisi kualitas, ini juga menjadi sarana belajar menulis kritis dan menjadi penulis hebat,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.

BACA JUGA:

Perkuat Akademik dan Jalin Silaturahmi, IIQ An Nur Yogyakarta Studi Tiru ke Semarang
Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Ma’arif Lampung KKL di IIQ An Nur Yogyakarta
Beri Pembekalan, FEBI IIQ An Nur Yogyakarta Siap Terjunkan Mahasiswa PKL di Beberapa Perusahaan BUMN, Swasta, dan Institusi Pemerintah

Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin, H. M. Ikhsanudin, M.S.I., menyatakan bahwa KKL merupakan bagian dari mata kuliah berbobot 4 SKS. Oleh karenanya, harus ditempuh dengan sungguh-sungguh. Ia juga memotivasi peserta agar bisa menulis.

“Para ulama besar dulu menulis. Lihatlah Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang menulis lebih dari 600 kitab di berbagai bidang ilmu dengan umurnya yang hanya 61 tahun. Karya tulis adalah amal ilmiah yang abadi,” tuturnya.

Ikhsan juga mengingatkan agar mahasiswa menjauhi praktik plagiasi yang disebutnya sebagai dosa terbesar dalam dunia akademik.

Workshop kemudian diisi dengan materi utama dari Prof. Dr. Saifuddin Zuhri, M.A., yang dikenal luas sebagai akademisi produktif. Ia mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa membaca adalah kunci utama dalam menulis.

“Menulis itu tidak bisa tanpa membaca. Membaca adalah amunisi. Tanpa itu, tulisan kehilangan tenaga,” katanya.

Dalam sesi yang berlangsung interaktif, Saifuddin memaparkan secara rinci langkah-langkah menyusun artikel ilmiah yang baik, mulai dari menentukan topik yang relevan hingga menyusun kesimpulan. Ia memperkenalkan konsep CCTES (Controversy, Change, Trend, Emergency, dan Solution) sebagai panduan dalam memilih tema penelitian yang aktual dan menggugah.

“Tulisan yang baik harus lahir dari keresahan intelektual dan menawarkan solusi,” terangnya.

Saifuddin mencontohkan bagaimana menulis pendahuluan yang mampu menarik perhatian pembaca sejak paragraf pertama. Ia menyarankan agar mahasiswa menghindari pembuka berupa definisi yang umum.

“Mulailah dengan fakta sosial yang mengguncang atau fenomena yang mengejutkan. Kalimat pertama harus membuat editor atau pembaca merasa tertarik,” jelasnya.

Saifuddin kemudian menjabarkan struktur penulisan yang ideal, mencakup pendahuluan, metode, hasil, dan pembahasan hingga kesimpulan. Di kesimpulan, katanya, sebaiknya disusun meliputi tiga hal, yaitu temuan terpenting, kontribusi ilmiah, dan rekomendasi lanjutan.

“Sebab, tulisan akademik itu adalah perjalanan berpikir,” ujarnya dalam menutup sesi workshop.

Materi berikutnya disampaikan oleh Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A., yang mengangkat isu-isu mutakhir dalam kajian tafsir dan hadis. Ia mengajak mahasiswa untuk memperluas cakrawala riset agar tidak hanya berhenti pada analisis teks, tetapi juga mampu menjawab problem kemanusiaan.

“Penelitian di bidang al-Qur’an dan hadis harus relevan dengan isu-isu global, seperti lingkungan, perubahan iklim, ketahanan pangan, gender dan lain sebagainya. Dengan begitu, kajian kita menjadi interdisipliner dan berdampak,” jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari itu tidak hanya diisi dengan materi, tetapi juga diskusi santai antara mahasiswa dan narasumber.

“Awalnya, saya kira, menulis itu sulit. Tetapi, setelah mendengar langsung penjelasan Prof. Saifuddin dan Pak Sihab, ternyata menulis bisa dimulai dari kegelisahan sederhana yang kemudian dipoles dengan bacaan, logika, dan ketekunan. Dulu, saya sering bingung harus mulai dari mana, namun sekarang saya paham bahwa menulis itu bukan soal pintar atau tidak, melainkan soal berani menuangkan ide dan terus memperbaikinya”, ujar Reinaldy, mahasiswa IAT, sekaligus ketua kelas KKL, dengan penuh antusias.

Workshop ditutup dengan sesi diskusi bersama para mentor dari dosen Fakultas Ushuluddin. Dalam sesi ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk memaparkan ide awal tulisan mereka sekaligus mendapatkan arahan langsung guna mempertajam fokus kajian yang akan dikembangkan. Diskusi berlangsung hangat dan interaktif, menandai dimulainya rangkaian pendampingan intensif selama delapan minggu ke depan sebagai lanjutan dari kegiatan workshop hari ini. [NA].