Kaji Gerakan All Eyes on Papua dan Tingginya UKT, Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Diskusi Lintas Kampus

Foto Web - Kaji Gerakan All Eyes on Papua dan Tingginya UKT, Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Diskusi Lintas Kampus

Yogyakarta—Kelompok Studi Ekonomi Islam Nahdlotul Muqtashid (KSEI NASHID) Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta menghelat Mini Class Discussion (MCD) KSEI NASHID 2024–2025 pada Sabtu (29/06). Kegiatan yang dilakukan adalah berupa diskusi mendalam dengan mengambil tema “Integrasi Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam Fenomena Moden: Pandangan terhadap Gerakan All Eyes on Papua dan Tingginya UKT”.

Sebagai pembicara, panitia mengundang Ketua Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Wilayah Yogyakarta, Fadhilurrahman, S.E., dan Ainun Maksura, S.E. yang merupakan pengurus FoSSEI. Panitia juga mendatangkan anggota Kelompok 3 dan 5 Forum Diskusi Tematik (FDT), yang terdiri dari mahasiswa/i dari Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Menurut Ketua KSEI NASHID, Pramuja, acara yang digelar di auditorium kampus berbasis al-Qur’an dan kepesantrenan itu dimaksudkan sebagai wahana peningkatan pemahaman mahasiswa mengenai bagaimana mengkaji dan mengatasi problem-problem sosial-ekonomi mutakhir melalui prinsip-prinsip ekonomi Islam.

“Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan akademis mahasiswa, memperkuat jaringan dan kolaborasi antar-mahasiswa, menumbuhkan kesadaran sosial di kalangan mahasiswa, dan untuk merumuskan solusi-solusi praktis berbasis syariat Islam terhadap dua problem sosial-ekonomi yang diangkat sebagai tema diskusi,” tukas Pramuja.

Setali tiga uang, dalam presentasinya, Ainun menyatakan bahwa kegiatan semacam MCD KSEI NASHID penting bagi mahasiswa ekonomi syariah supaya mereka mampu mengimplementasikakn teori kepada fakta.

“Kegiatan ini adalah upaya nyata dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam konteks profesional di masa depan,” Ainun menambahkan.

Adapun Fadhil lebih berkonsentrasi pada isu gerakan “All Eyes on Papua” dan tingginya UKT. Menurutnya, kedua isu ini merupakan problem sosial-ekonomi yang solusinya sebenarnya dapat berupa solusi-solusi berbasis syariah.

“Diskusi mengenai dua isu ini sangat relevan dan penting, lebih-lebih jika kita tinjau dalam perspektif ekonomi syariah. Sebagai insan ekonomi syariah, kita senantiasa dituntut untuk menghadapi problem-problem sosial dan ekonomi dengan solusi-solusi yang berbasis syariah,” cetus Fadhil.

Audiens tampak antusias mengikuti jalannya diskusi. Gagasan demi gagasan saling dipertukarkan satu sama lain. Perbedaan pendapat tidak mengurangi kehangatan yang terjalin antara mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta, UII Yogyakarta, UAA Yogyakarta, dan UNY. (MAF).