Shofiyuddin Bekali Calon Peserta KKN Angkatan ke-21 dengan Teknik Pengenalan Wilayah dan Observasi Berbasis Riset Sosial-Kemasyarakatan

DSC7091 - Shofiyuddin Bekali Calon Peserta KKN Angkatan ke-21 dengan Teknik Pengenalan Wilayah dan Observasi Berbasis Riset Sosial-Kemasyarakatan
KegiatanPembekalan KKN ke-21 IIQ An Nur Yogyakarta 2024
TempatAuditorium IIQ An Nur Yogyakarta
WaktuJum’at (29/11), pukul 08:00–09:00
PemateriAhmad Shofiyuddin Ichsan, M.Pd.
ModeratorMuchamad Mufid, M.Pd.
MateriTeknik Pengenalan Wilayah dan Observasi Berbasis Riset Sosial Kemasyarakatan

Yogyakarta—Calon peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) diwajibkan untuk menyusun program kerja. Dalam penyusunan program kerja itu, tentu mereka harus melakukan riset dan observasi terlebih dahulu. Tidak mungkin program kerja KKN dibuat berdasarkan praduga semata. Ia harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat tempat calon peserta KKN nantinya diterjunkan. Apa yang mereka butuhkan? Apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Adakah irisan antara apa yang mereka butuhkan dengan apa yang bisa kita diberikan?

Metodologi riset dan observasi seputar teknik pengenalan wilayah, yang menjadi menu wajib dalam acara pembekalan KKN, ditujukan untuk menjawab pertanyaan pertama. Untuk KKN ke-21 Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta tahun ajaran 2024/2025, pembekalan teknik pengenalan wilayah dan observasi berbasis riset sosial-kemasyarakatan digelar pada Jum’at (29/11) di Auditorium IIQ An Nur dengan Ahmad Shofiyuddin Ichsan, M.A., M.Pd. sebagai pemateri.

Dipandu oleh Muchamad Mufid, M.Pd., Shofi pertama-tama menerangkan bahwa program KKN diimplementasikan dalam empat jurusan, yaitu program pemberdayaan (kegiatan peningkatan kompetensi manajerial dan penataan kemampuan berorganisasi), program pendampingan (kegiatan pemberian bantuan yang bersifat edukatif dan proses pelaksanaannya melibatkan masyarakat), program pendidikan (kegiatan pemberian layanan dan pengetahuan tertentu), dan program pelatihan (kegiatan pemberian layanan dan keterampilan sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat).

“Saya contohkan satu persatu. Program pemberdayaan tidak perlu membuat kegiatan baru, melainkan program yang sudah ada di masyarakat, namun macet, diupayakan dihidupkan kembali, diberdayakan, misalnya kelompok wanita tani. Program pendampingan, misalnya, membuat program baru yang tidak ada di sana, terus didampingi sampai berjalan, sampai masyarakat bisa menjalankannya secara mandiri dengan tanpa lagi perlu didampingi. Program pendidikan, misalnya, diwujudkan dengan mengadakan kursus seminggu tiga kali, dan lain-lain. Program pelatihan, misalnya, membuat pelatihan pengelolaan sampah, sesuai dengan tema KKN ke-21,” cetus Shofi.

Selanjutnya, Shofi menjabarkan tentang metode observasi, langkah-langkahnya, orientasinya untuk pengembangan program KKN, serta perumusan masalah dan strategi pemecahannya. Materi tersebut bisa diunduh di sini (DOWNLOAD). Materi ini penting dipahami oleh para calon peserta KKN IIQ An Nur Yogyakarta ke-21 agar program kerja yang dibuat tidak melenceng dari koridor-koridor yang telah ditetapkan oleh kampus. (MAF).