Kegiatan | Pembekalan KKN ke-21 IIQ An Nur Yogyakarta 2024 |
Tempat | Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta |
Waktu | 09:00–10:00 |
Pemateri | Dr. A. Sihabul Millah M.A. |
Moderator | Fatimah Fatmawati, M.Ag. |
Materi | Penyampaian Visi dan Misi IIQ An Nur Yogyakarta |
Yogyakarta—Dulu, pernah mahasiswa KKN Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta diterjunkan di sebuah kawasan yang rata-rata masyarakatnya abangan di daerah Kelurahan Wonolelo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul. Secara sederhana, abangan merupakan identitas teoretik yang disematkan oleh peneliti kepada komunitas masyarakat muslim yang cenderung mengikuti kepercayaan adat istiadat lokal daripada syariah Islam.
Baru beberapa hari tinggal Wonolelo, komplain mahasiswa KKN deras ditujukan kepada dosen pembimbing lapangan (DPL) karena tidak ada anak-anak setempat yang mau ikut TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), dan mushalanya pun kosong melompong tanpa jamaah.
Lalu, DPL menyarankan untuk memakai strategi konqueri (penaklukan) dengan pendekatan persuasi terhadap kegemaran masyarakat. Ditemukan bahwa kegemaran masyarakat, tua dan muda, kala itu adalah suka mencari batu mulia di sungai dan memprosesnya menjadi akik di rumah masing-masing. Lalu, mahasiswa KKN membuat program pelatihan membuat, mengelola, dan memasarkan batu akik. Tak pelak, antusiasme masyarakat cukup tinggi mengikuti pelatihan tersebut.
Di sela-sela pelatihan, mahasiswa KKN meyakinkan masyarakat bahwa batu akik yang istimewa adalah ketika diisi dengan doa-doa khusus. Doa-doa khusus itu mereka ajarkan di mushala. Masyarakat pun mau datang mushala. Karena doa-doa khusus yang akan diisikan ke batu akik berupa ayat-ayat al-Qur’an, sedangkan mereka rata-rata tidak bisa membaca al-Qur’an, maka banyak dari mereka kepingin belajar membaca al-Qur’an. Dan, di sela-sela mengajari membaca al-Qur’an, mahasiswa KKN bercerita tentang keistimewaan-keistimewaan shalat dalam hubungannya dengan batu akik.
Akhirnya, masyarakat meminta kepada mahasiswa KKN untuk diajari wudhu dan shalat. Para orang tua juga menyuruh anak-anaknya belajar shalat dan baca al-Qur’an agar tidak awam sebagaimana mereka. Jamaah mushala pun aktif, demikian pula TPA. Namun demikian, di tengah-tengah berdakwah itu, para mahasiswa KKN tetap turut ikut mencari batu mulia, membuat akik, dan membantu memasarkannya.
Kedekatan antara mahasiswa KKN dengan masyarakat Wonolelo lama-kelamaan sangat erat. Hingga Ketika hari perpisahan, banyak masyarakat yang menangis. Mahasiswa KKN dibuatkan baju oleh masyarakat. Masyarakat Wonolelo bahkan mengantarkan para mahasiswa KKN ke kampus.
“Belajarlah dari kasus ini,” ujar Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A. “Visi-misi perguruan tinggi terpancar dengan sendirinya dalam program KKN mereka.”
Kisah ini disampaikan oleh Sihab pada hari pertama pembekalan KKN ke-21 tahun 2024 IIQ An Nur Yogyakarta, Kamis (28/11), yang diselenggarakan di gedung auditorium kampus. Sihab diminta untuk menerjemahkan visi-misi IIQ An Nur Yogyakarta dalam program KKN. Menurutnya, visi-misi itu dapat dipadatkan ke dalam empat kata kunci: “unggul”, “inovatif”, “al-Qur’an”, dan “kepesantrenan”.
“Unggul berarti programnya berbeda dari KKN dari kampus-kampus lain, yakni berdasarkan pada nilai-nilai al-Qur’an dan kepesantrenan. Sementara, inovatif berarti programnya disesuaikan dengan problem dan kebutuhan masyarakat tempat KKN, di mana problem dan kebutuhannya itu tentu berhubungan dengan al-Qur’an dan kepesantrenan,” tambah Sihab.
Qowim Musthofa, M.Hum., Ketua Panitia KKN ke-21, yang berbicara setelah Sihab, menambahi bahwa di samping berdasarkan pada visi-misi perguruan tinggi, program KKN juga harus berdasar pada tema KKN ke-21, yaitu “Sinergi Pendidikan, Ekonomi, dan Spiritual dalam Masyarakat Berwawasan Lingkungan”. Menurutnya, program KKN tahun 2024 harus mensinergikan antara pendidikan (mewakili visi-misi Fakultas Tarbiyah), ekonomi (mewakili visi-misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam), dan spiritual (mewakili visi-misi Fakultas Ushuluddin), serta berwawasan lingkungan.
Kegiatan | Pembekalan KKN ke-21 IIQ An Nur Yogyakarta 2024 |
Tempat | Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta |
Waktu | 10:00–11:00 |
Pemateri | Qowim Musthofa, M.Hum. |
Moderator | Fatimah Fatmawati, M.Ag. |
Materi | Pengarahan Pembekalan KKN dan Uraian Tema KKN ke-21 Tahun 2024/2025 |
“Jangan seperti dulu, program dari Tarbiyah, Ushuluddin, dan FEBI tidak bersinergi,” tegas Qowim.
“Kenapa harus berwawasan lingkungan? Karena Dlingo adalah kawasan wisata, dan di mana ada kawasan wisata, di situ isu sampah santer. Programnya sederhana saja, jangan muluk-muluk, tetapi esensial, dalam arti sesuai dengan visi-misi perguruan tinggi dan tema KKN,” tandas Qowim. (MAF).