
Bantul, 22 Februari 2025—Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asri, sebuah unit pengelolaan sampah milik Yayasan Al-Ma’had An Nur Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Sabtu (22/02/2025). Difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan berlangsung di Auditorium IIQ An Nur, acara FGD ini menjadi momen spesial dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari.
FGD tersebut melibatkan berbagai elemen penting, termasuk perwakilan pemerintah (Dinas Lingkungan Hidup Bantul), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI) PWNU DI Yogyakarta, pakar lingkungan, praktisi pengelolaan sampah, jajaran kiai dan santri, perwakilan beberapa pesantren se-DIY, serta terutama para pemegang kebijakan di Yayasan Al-Ma’had An Nur. Ketua Panitia sekaligus Ketua UPT Asri, Anis Sulhan Fadlil, M.Pd.I., menegaskan bahwa kolaborasi multipihak ini bertujuan untuk menghasilkan solusi komprehensif terkait pengelolaan sampah berbasis pesantren, khususnya dalam penyusunan draf kebijakan pengelolaan sampah di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem.
“FGD ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang akan menjadi dasar dalam penyusunan pedoman dan kebijakan pengelolaan sampah di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem. Harapannya, pedoman ini dapat diterapkan di pesantren-pesantren lain,” ujar Fadlil.
FGD diawali dengan sesi talk show yang menghadirkan berbagai narasumber dari latar belakang berbeda. Praktisi diwakili oleh Ananto Isworo dari Brajan Bantul, aktivis Muhammadiyah yang dikenal sebagai “Ustaz Sampah”. Dari kalangan kiai, hadir Kiai Muhammad Rumaizijat (Gus Rum), pengasuh PP An Nur Ngrukem Komplek Nurul Huda. Sementara itu, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A., selaku Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, turut memberikan perspektif akademis mengenai pengelolaan sampah.
Dalam kesempatan ini, UPT Asri juga mengumumkan perubahan nama menjadi Omah Tarbiyah Atasi Perubahan Iklim (Obah Apik). Perubahan nama ini, menurut Fadlil, mencerminkan semangat baru dalam gerakan yang berorientasi pada kebaikan dan keberlanjutan.
“Harapannya, dengan nama ini, pergerakan kita selalu membawa kebaikan—Obah Apik,” jelas Fadlil.
FGD ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan menjadi awal kolaborasi multipihak yang bersifat jangka panjang. Qowim Musthofa, M.Hum, Ketua LPPM IIQ An Nur Yogyakarta, menyatakan bahwa LPPM dan Rektorat IIQ An Nur telah menyusun strategi untuk mendukung UPT Obah Apik agar berkembang menjadi model pengelolaan sampah berbasis pesantren yang dapat dicontoh di Yogyakarta dan tingkat nasional.
“Harapannya, strategi yang kami susun ini dapat dikembangkan oleh UPT Obah Apik, dan jika berhasil, kami harapkan nantinya dapat menjadi percontohan bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia, atau setidaknya di Yogyakarta,” jelas Qowim.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, UPT Obah Apik juga mengadakan pameran produk hasil kreasi dari sampah daur ulang. Berbagai karya unik, seperti lukisan dari sampah dan pakaian hasil olahan limbah, dipamerkan di Hall IIQ An Nur. Selain itu, mobil pick-up yang diperoleh dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) turut dipamerkan sebagai bagian dari infrastruktur pendukung program pengelolaan sampah. [QM/MAF].