Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur mengadakan Studium General dengan tema “Peluang dan Tantangan Alumni Fakultas Tarbiyah pada Era Globalisasi.” Narasumber yang hadir kali ini yakni Nadhif, MSI, selaku Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY dan Ali Mustaqim, M.Pd.I. selaku Ketua Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur.
Kegiatan yang diikuti oleh 70 mahasiswa baru dari Prodi PAI dan PGMI ini diselenggarakan di Auditorium IIQ An Nur.
Nadhif, MSI., memaparkan tentang beberapa peluang alumni Fakultas Tarbiyah pada Era Globalisasi.
“Yang pertama peluangnya adalah menjadi guru PAI,” ujar Nadhif.
Beliau menjelaskan bahwa peluang ini meliputi menjadi guru PAI baik di sekolah umum maupun menjadi guru madrasah. Peluang ini sangatlah besar. Menurutnya, ini terjadi karena adanya moratorium.
“Karena ada moratorium di tahun 2010 sampai 2018,” tambahnya.
Nadhif juga menambahkan bahwa selain menjadi guru PAI, para alumni ini dapat menjadi Kepala Sekolah/Kepala Madrasah, Peneliti Pendidikan Siswa di Balitbang, menjadi Pengawas PAI, Pengawas Madrasah, Kabid, Kepala KUA, Kakanwil, Direktorat, menjadi Dai, pengusaha, dan masih banyak lainnya.
Sebagai narasumber kedua, Ali Mustaqim, M.Pd.I. menambahkan tentang peluang besar menjadi guru PAI.
“Penduduk Indonesia mayoritas memeluk agama Islam. Adanya regulasi yang mewajibkan setiap jenjang ada guru agama Islam. Setiap sekolah itu, akan ada guru agama Islam kecuali yang memang sekolah non Islam,” papar Ali.
Beliau menambahkan jika regulasi tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2007 Pasal 4 ayat 2, yang mana dapat disimpulkan bahwa setiap sekolah umum harus ada pendidikan agama Islam.
Ali juga menambahkan dua tantangan pokok menjadi alumni Fakultas Tarbiyah
“Bahwa tanangan kita itu, kita harus bersaing dengan fakultas-fakultas lain di luar Fakultas Tarbiyah untuk menjadi guru,” kata Ali.
Beliau mencontohkan bahwa alumni fakultas lain juga dapat menjadi guru di Madrasah, seperti alumni Fakultas Syariah yang dapat menjadi guru fiqih dan alumni Fakultas Ushuluddin dapat menjadi guru hadist.
Tantangan yang kedua, seperti yang disampaikan Nadhif, Ali menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang guru maka alumni ini harus memiliki sertifikat pendidikan, yaitu dengan cara mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kegiatan Studium General tersebut dapat berjalan lancar, mahasiswa pun tampak antusias mengikuti acara tersebut. Ini terlihat dari mahasiswa yang turut mengajukan beberapa pertanyaan kritis. (Fitri)