
Menjadi aktifis belum tentu selalu menghambat prestasi para kader PMII. Aktif berorganisasi justru menjadi semangat bagi mereka untuk lebih berprestasi. Inilah wisudawan-wisudawati kader Komisariat PMII IIQ An Nur Yogyakarta yang berhasil meraih predikat cumlaude. Mereka adalah Syamsul Basyar Mustofa, S.Pd dan Furqonia Yustiya Wati, S.Pd.
Selain kader PMII, Basyar juga pernah menjabat sebagai Ketua Kelompok Study Tarbiyah periode 2016/2017. Setelah pergantian pengurus, Basyar kemudian menjabat sebagai Presiden Mahasiswa STIQ (sekarang IIQ) An Nur periode 2017/2018.
Basyar mengungkapkan rasa syukurnya, “Alhamdulillah senang sekali dan merasa puas atas apa yang telah dicapai. Jadi, hasil belajar selama empat tahun itu serasa terbayar sudah”.
Sebagai tambahan, Furqoni beranggapan bahwa semua wisudawan-wisudawati semuanya berprestasi. Buktinya mereka sudah menyelesaikan skripsi dan mengikuti serangkaian acara wisuda. Gelar cumlude hanyalah bonus baginya.
Selaku wisudawan dan wisudawati tahun ini, Basyar memberikan pesan kepada mahasiswa dan kader PMII lainnya agar tetap semangat menuntut ilmu dan aktif berorganisasi.
“Ya seimbang aja, kuliah lancar pergerakan lanjut terus. Jadilah mahasiswa militan. Ya intinya konsekuen dan tanggung jawab. Tetap semangat dan terus berproses,” tambah Basyar.
“Kalian gak boleh malas. Kalian harus rajin. Intinya kalau sudah rajin kalian pasti pinter. Pinter gak harus dari rajin aja. Jangan malas, tetap semangat, selalu berdoa dan kegiatan juga harus diikuti,” ujar Furqonia.
Furqonia menambahkan bahwa keaktifan menulis sejak sekarang sangat diperlukan. Karena dengan terbiasa menulis akan sangat memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Sehingga menulis skripsi tidak perlu menempuh waktu yang panjang.
Setelah menyandang gelar Sarjana ini, Basyar berencana untuk pulang ke kampung halamannya di Kebumen dan mengabdi terlebih dahulu sebelum melanjutkan program studi S2.
“Rencana lanjut S2 Insyaallah ada. Tapi belum langsung lanjut. Alhamdulillah sekarang sudah ada tugas pengabdian di SDN Jatimalang. Di sana ngajar pelajaran PAI.”
Sama halnya dengan Basyar yang berencana mengabdi dan melanjutkan studi. Hanya saja Furqonia pulang ke kampung halamannya di Pulau Dewata (Bali). (Fitri, Harokati)