Pelatihan metode pengajaran al-Qur’an yang diadakan oleh mahasiswa KKN IIQ An-Nur Yogyakarta tahun 2023 di Dusun Sanansari Kalurahan Srimartani telah terlaksana pada 17 Maret 2023, kegiatan ini diikuti oleh takmir masjid al-Huda, muda-mudi, guru paud, dan guru TPQ di Dusun Sanansari.
Pelatihan ini dipimpin oleh saudara Yusuf Nur Mahfudz Okta Saputra, mahasiswa IIQ An-Nur Fakultas Ushuludin Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan dimoderatori oleh M. Amirur Rahman selaku ketua kelompok KKN IIQ An-Nur Dusun Sanansari. Kegiatan ini secara keseluruhan diinisiasi oleh mahasiswa KKN.
Alasan penting dilakukannya kegiatan ini adalah kurangnya tenaga pengajar TPQ yang ada didaerah tersebut, sehingga kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para peserta (dalam hal ini adalah tenaga pendidik) dalam menguasai metode pengajaran al-Qur’an secara komprehensif. Ddengan harapan, kegiatan ini bisa menjadi cikal bakal penerus pengajar/ guru di TPQ-TPQ di daerah itu dan daerah di sekitarnya. Kendati hasil dari kegiatan ini baru bisa terealisasi dalam jangka panjang, tetapi setidaknya kegiatan ini bisa memberi semangat dan motivasi kepada para peserta untuk membumikan nilai-nilai al-Qur’an di masyarakat.
Yusuf Nur Mahfudz Okta Saputra selaku pemateri menyampaikan metode pengajaran al-Qur’an secara teknis dibagi menjadi dua yaitu, metode Bandongan/klasikal (guru menerangkan, kemudian santri memperhatikan dan menirukan bimbingan hafalan, Tahsinul Qur’an, dan seterusnya). Kemudian metode salanjutnya adalah metode Sorogan (santri menghadap guru satu per satu dengan membawa al-qur’an/ face to face). Sedangakan untuk metode baca tulis al-Qur’an (BTAQ), pemateri menyampaikan ada lima metode yaitu, metode Iqra’, Baghdadi, Qiroati, Yanbu’a, dan metode Ummi, dari setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
“Untuk TPQ-TPQ di Dusun Sanansari sendiri, metode yang paling banyak digunakan adalah metode Iqra’. Dengan mengetahui banyak metode pengajaran al-qur’an diharapkan panjenengan (Anda) semua mampu mengkolaborasikan beberapa metode, sehingga bisa memaksimalkan kegiatan proses belajar mengajar al-Qur’an. Selain penyampaian metode-metode dan cara pengajaran al-Qur’an pada pelatihan ini ditutup dengan pelatihan Tahsinul Qur’an.” Ujarnya. Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat khususnya para guru-guru TPQ, sehingga kegiatan ini ditutup dengan tanya jawab, diskusi, dan ramah tamah.