Mahasiswa KKN* Institut Ilmu Al- Quran (IIQ) ANNUR Yogyakarta menghadirkan narasumber dari Tenaga Ahli Psikologi Puspaga di bawah koordinasi Bidang P2HA DP3APPKB Bantul dalam acara Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dan Anak dengan mengusung tema “Aksebilitas Informasi Pelecehan Seksual dan Edukasi Bijak Bermedia Sosial dalam Upaya Mencegah Pelecehan Seksual dan Cyberbullying” pada Rabu (15/03)
Acara dihadiri oleh Bp. H. Mulyana sebagai Lurah Srimartani. Menurut Bp. H. Mulyana kegiatan sosialisasi dinilai sangat penting dilakukan untuk mengedukasi masyarakat dalam isu pelecehan seksual dan bahaya cyberbullying. Hal tersebut di benarkan oleh Kepala Dusun Wanujoyo Kidul, Bp. Ari Munthoha, yang mengatakan bahwa masyarakat sangat membutuhkan pemahaman mengenai bahaya kekerarasan seksual dan bullying khususnya para ibu-ibu dan pemudi dusun Wanujoyo Kidul sendiri.
Rizqi Karomatul Khoiroh, selaku narasumber acara, menyampaikan bahwa keberhasilan anak terletak pada keluarganya. Menurut Rizqi, keluarga adalah sekolah pertama bagi anak, maka bagaimana cara orang tua mendidik anaknya akan menjadi kunci keberhasila anak tersebut di masa yang akan datang. Selain itu, Rizqi juga menyatakan bahwa kasus pelecehan seksual di kabupaten Bantul sendiri sudah sangat mengerikan, baik kekerasan verbal maupun nonverbal.
“Mulai mengedukasi diri sendiri tentang bahaya kekerasan seksual dan cyberbullying, kemudian mulai mengedukasi orang-orang di lingkungan sekitar khususnya pada anak agar tidak terjerumus dalam tindak kekerasan seksual ataupun bullying, korban harus diberi pemahaman agar mau bersuara atau melapor dan pelaku hal tersebut bisa dikenai pidana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual” paparnya dalam acara sosialisasi tersebut” ujarnya kepada redaksi.
Dalam upaya pencegahan pelecehan seksual dan cyberbullying, Rizqi melanjutkan, bahwa pada dasarnya orang tualah yang menjadi kunci utama untuk mengajari anak-anaknya tentang pentingnya mengenali tubuh dan hak-haknya. Beberapa hal yang perlu diajarkan orangtua kepada anaknya adalah: Apa dan bagaimana tindakan yang tidak seharusnya mereka peroleh, mendampingi anak ketika menerima informasi terutama dari internet dan tayangan televisi, memahami karakteristik normal anak sehingga dapat membedakan tindakan atau sikap apa saja yang berbeda dari anak. Riaqi berharap apabila terjadi kasus keserasan seksual ataupun bullying baik nyata maupun maya, segera melapor pada dinas terkait atau professional helper terdekat, agar kasus segera ditangani.
Aulia Hamida, selaku ketua penyelenggara acara, mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin khususnya kepada narasumber dan tamu undangan yang telah menyempatkan waktunya untuk belajar bersama mengenai pelecehan seksual dan cyberbullying serta bagaimana upaya pencegahannya. Ia juga berharap penuh kepada hadirin semoga dengan terselenggaranya acara ini dapat bermanfaat bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya penduduk Dusun Wanujoyo Kidul.
“Kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh maysarakat khususnya bagi kami para ibu-ibu agar bisa tahu dan paham mengenai pelecehan seksual dan cyberbullying, dan bagaimana cara mengedukasi anak agar tidak kecanduan gadget (hanphone/media sosial) yang bisa mengganggu proses pendidikan yang sedang dijalaninya” ujar bu Siti, salah seorang audien acara tersebut.
*Sosialisasi ini digelar oleh mahasiswa KKN dari IIQ ANNUR YOGYAKARTA Kelompok 05 Angkatan ke-19 di kediaman Kepala Dusun Wanujoyo Kidul, Srimartani, Piyungan, Bantul.