LPPM IIQ An Nur Yogyakarta Kawal Uji Tugas Akhir MA dan MTs Darul Quran Gunung Kidul, Apa Hasilnya?

PAKAI Desain tanpa judul 1 2 - LPPM IIQ An Nur Yogyakarta Kawal Uji Tugas Akhir MA dan MTs Darul Quran Gunung Kidul, Apa Hasilnya?

BANTUL, 17 Februari 2025—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta berhasil menyelenggarakan ujian tugas akhir bagi siswa Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Quran Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Jumat (14/02/2025).

Keterlibatan LPPM dalam ujian TA ini merupakan implementasi dari kerja sama yang telah terjalin antara kedua institusi. Sebagai sekolah berbasis riset, MA dan MTs Darul Quran menetapkan syarat kelulusan yang mencakup penulisan artikel ilmiah serta kajian terhadap buku tertentu.

Dalam perjanjian kerja sama tersebut, LPPM bertindak sebagai penguji utama dalam presentasi TA para siswa. Pelaksanaan ujian berlangsung selama dua pekan, yakni pada 4–14 Februari, dengan pekan pertama diperuntukkan bagi siswa MA dan pekan kedua untuk siswa MTs.

Setiap harinya, tiga dosen dari IIQ An Nur dikirim ke MA dan MTs Darul Quran untuk melakukan pengujian. Proses ujian ini menyerupai model sidang skripsi di perguruan tinggi, yang terdiri dari penguji pertama, penguji kedua, dan moderator.

Ketua LPPM IIQ An Nur Yogyakarta, Qowim Musthofa, M.Hum., menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi bentuk kolaborasi yang saling menguntungkan. Darul Quran mendapatkan dukungan sumber daya manusia (SDM) dari IIQ An Nur Yogyakarta, sementara para dosen IIQ An Nur Yogyakarta memperoleh pengalaman dalam membimbing riset para siswa di MA dan MTs Darul Quran.

“Menurut saya, ini adalah bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Darul Quran bisa mengakses SDM kami, sementara kami juga mendapatkan kesempatan untuk mendampingi siswa-siswa luar biasa dalam bidang riset,” ujarnya pada Jumat (14/2).

Qowim menilai, siswa-siswa Darul Quran memiliki potensi yang sangat besar. Ia mengungkapkan bahwa judul-judul TA yang diajukan menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya.

“Tahun lalu, penelitian lebih banyak berfokus pada analisis teks. Tahun ini, mayoritas siswa memilih riset lapangan dengan menggunakan teori-teori yang cukup kompleks untuk tingkat SMA, seperti teori wacana, fakta sosial, interaksionisme simbolik, dan historiografi,” jelasnya.

Qowim menambahkan bahwa beberapa judul TA yang diangkat oleh siswa setara dengan tingkat kesulitan yang biasa ditemui pada penelitian mahasiswa S-1. Bahkan, beberapa siswa mampu menjelaskan penelitian mereka dengan lancar dan mendalam.

“Beberapa judul yang dipilih sebenarnya cukup menantang, bahkan untuk mahasiswa S-1. Ada beberapa siswa yang bahkan dapat menjelaskan risetnya dengan sangat baik dan detail,” pungkasnya. [].