Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

IMG 0028 - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

Selasa 17/09, IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan rihlah ilmiyah pada beberapa tempat kajian al Qur’an dan hadis di kota Jakarta dan Bogor. Adapun tempat pertama yang dituju adalah LPMQ (Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an) yang berada di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

Mahasiswa fakultas ushuluddin semester V dan VII serta beberapa dosen fakultas ushuluddin sebagai peserta  langsung menuju ke bayt Alquran, sesampainya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada pukul 08.40 WIB. Yaitu guna pelaksanaan silaturohim dan kajian ilmiah seputar Alquran.

Kajian yang dilaksanakan di bayt al Qur’an lantai empat, diisi langsung oleh dewan lajnah pentashih mushaf Alquran devisi I, beliau  H. Fahrurrozi, MA. Adapun materi yang disampaikan oleh beliau adalah mengenai perkembangan mushaf standar di Indonesia dan mushaf di dunia. Terkait materi yang disampaikan, mahasiswa diharapkan untuk antusias dalam mengkaji al Qur’an secara lebih mendalam. Dikarenakan kajian mengenai mushaf seperti tahzib, juz, ‘ain, dan lain sebagainya yang merupakan ilmu penting dalam al Qur’an, justru sekarang jarang orang mempelajarinya.

“ini saya harapkan dari mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta fakultas ushuluddin harus bisa lebih antusias lagi dalam mempelajari macam-macam kajian Alquran khususnya mushaf Alquran Karena mengenai mushaf  masyarakat Indonesia yang sering terdapat perbedaan dalam penulisannya itu sangat sensitif dihadapan mereka. Padahal aslinya pemerintah sudah meragamkan rasm atau standar, hanya saja untuk sistem itu berbeda-beda. Nah inilah ranahnya mahasiswa ushuluddin kedepannya.” jelas H. Fahrurrozi, MA ditengah-tengah penyampaian materi.

Dalam pelaksanaan kajian di bayt Alquran mahasiswa juga diberi oleh-oleh berupa mushaf al Qur’an 30 juz dengan 30 jilid langsung dari kementrian agama. Kemudian sedikit mempraktikkan cara pentashihan Alquran dengan cara mahasiswa membuka mushaf. Dan kebetulan pada juz 24 terdapat kekurangan harakat pada dua kata dalam juz 24 tersebut. Sehingga selanjutnya mahasiswa menambahkan harakat pada kata tersebut.

Kajian yang singkat dan ilmiah ini dilaksanakan oleh peserta rihlah dengan semangat dan aktif. Untuk kedepannya, bagi mahasiswa ushuluddin benar-benar diharapkan mampu menguasai bahkan menjaga keilmuan mushaf al Qur’an yang mana sekarang jarang orang mempelajarinya. Dan inilah ranah fakultas ushuluddin sebagiannya. (Qoqom/LPM)