
BANTUL, 20 Februari 2024—Mahasiswa semester lima Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta yang mengambil mata kuliah kewirausahaan menjalani kuliah praktik pada Selasa (20/02/2024). Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Lintang Songo, Pagergunung, Sitimulyo, Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang diasuh oleh Drs. KH. Heri Kuswanto, M.Si.
Kiai Heri merupakan dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan di IIQ An Nur Yogyakarta. Pemilihan PP. Lintang Songo sebagai lokasi kuliah praktik bukan tanpa alasan. Dekan Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Lina, M.Pd., menjelaskan bahwa selain mengajarkan ilmu agama, pesantren ini juga membekali santrinya dengan ilmu-ilmu umum, seperti kehutanan, pertanian, perikanan, peternakan, perkoperasian, dan kewirausahaan. Program-program tersebut dijalankan secara rutin oleh lebih dari 300 santri serta 500 orang binaan di sekitar pesantren.
“Lintang Songo merupakan salah satu pusat studi kewirausahaan di Yogyakarta. Oleh karena itu, sangat relevan jika kuliah praktik kewirausahaan digelar di pesantren asuhan Kiai Heri ini,” ujar Dr. Lina.
Kuliah praktik kali ini berfokus pada pembuatan sabun cuci piring dan roti. Mahasiswa mendapatkan tutorial serta mekanisme pembuatannya sebelum diminta untuk membuat produk mereka sendiri.
Menurut Kiai Heri, praktik ini merupakan bagian dari kurikulum kewirausahaan bagi mahasiswa semester lima PAI dan PGMI. Di semester berikutnya, praktik pembuatan produk dapat bervariasi. Ia menyatakan, mata kuliah kewirausahaan di IIQ An Nur Yogyakarta tidak hanya menekankan pada teori, tetapi juga penerapan di lapangan.
“Mata kuliah kewirausahaan ini terdiri dari dua bagian: separuh semester untuk pendalaman teori dan separuh berikutnya untuk praktik lapangan. Mahasiswa tidak bisa hanya diberikan teori tanpa pengalaman langsung,” ungkap Kiai Heri.
Ia berharap, melalui praktik pembuatan sabun cuci piring dan roti ini, mahasiswa mampu memproduksi sendiri produk yang mereka minati, menciptakan merek, serta memasarkan produk sesuai teori pemasaran yang telah dipelajari di kelas.
“Tujuannya adalah agar mereka memiliki kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk, membangun merek, serta menyusun strategi pemasaran,” tandas Kiai Heri. (MAF).