Bantul, 30 September 2025—Mahasiswa Program Pengabdian Berdampak 2025 Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta resmi ditarik kembali pada Selasa (30/9/2025). Acara penarikan yang dilaksanakan di Balai RT 04 RW 03, Padukuhan Bulurejo, Kalurahan Bulurejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta itu dipimpin oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr. H. Munjahid, M.Ag.
“Terima kasih banyak saya sampaikan kepada Bapak Dukuh Bulurejo, Bapak RT 04, serta seluruh warga Padukuhan Bulurejo atas penerimaan yang hangat, dukungan, serta kolaborasi yang saling menguatkan dengan mahasiswa kami. Terima kasih juga kepada para mahasiswa yang telah berjuang keras sehingga program Pengabdian Berdampak 2025 gelombang pertama ini dapat berjalan sukses,” ujar Munjahid.
Sedianya, Dukuh Bulurejo, Agung Sapto Wibowo, akan memberikan sambutan mewakili warga. Namun, karena berhalangan, sambutan diwakilkan oleh Ketua RT 04, Kelik. Dalam sambutannya, Kelik menyampaikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa atas program pengabdian yang dinilainya tidak hanya bermanfaat, tetapi juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bulurejo.
“Saya mewakili warga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada anak-anak mahasiswa pengabdian. Program yang mereka jalankan bukan hanya bermanfaat, tetapi benar-benar dibutuhkan oleh kami, terutama kegiatan keagamaan. Kontribusi besar mereka antara lain peresmian Masjid Ghibtotul Ikhsan sekaligus pembentukan takmir, perintisan TPA, dan berbagai kegiatan lain yang manfaatnya nyata dirasakan oleh warga,” ungkap Kelik.
| BACA: LPPM IIQ An Nur Yogyakarta Luncurkan Program Pengabdian Berdampak 2025, KH. Muslim Nawawi Titip Tiga Pesan Pembekalan Peserta Program Pengabdian Berdampak 2025, Rektor: Kalian adalah Perintis |
Apresiasi serupa juga disampaikan Plt. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IIQ An Nur Yogyakarta, Muhammad Saifullah, M.A. Ia menyatakan bahwa program pengabdian perdana ini digelar di wilayah dengan masyarakat yang relatif awam dalam bidang keagamaan sehingga keberhasilannya hanya mungkin diraih oleh mahasiswa yang tangguh dan berjiwa besar.
“Ini sebuah prestasi luar biasa. Berkat keberanian, ketangguhan, dan kebesaran jiwa mahasiswa, program pengabdian bisa berjalan sukses, tanpa hambatan yang berarti. Saya pribadi sangat salut karena mereka mampu mengelola satu masjid dan empat mushala, sekaligus beragam kegiatan keagamaannya, hanya dengan sumber daya enam orang saja,” ujar Saiful.
Program Pengabdian Berdampak 2025 tahap pertama ini hanya diikuti oleh enam mahasiswa. Mereka adalah Edwin Qorina (ketua), Syaifullah Fakih, Achmad Romdhoni, Dika Najmusaqib, Moh Shihabul Ulum, dan Rakha Athallah Fawwaz. Mereka mengabdi selama 40 hari dengan fokus program pada pengembangan masjid sebagai pusat dakwah, edukasi masyarakat, serta pemberdayaan ekowisata lokal.
Padukuhan Bulurejo sendiri diproyeksikan sebagai calon lokasi berdirinya Pondok Pesantren An Nur cabang Gunungkidul. Karena sebelumnya wilayah ini belum memiliki masjid, imam, muazin, TPA, maupun kegiatan pengajaran agama, keenam mahasiswa tersebut dapat dikatakan sebagai perintis yang mengawali segala bentuk kegiatan keagamaan di sana. [MAF].