Judul: Tafsir Sensitif Gender dan Seksualitas: Membangun Jembatan Inklusif bagi Keagamaan Kelompok Non-normatif
Penulis: Arif Nuh Safri
Penerbit: CV Kontradiksi Indonesia Grup
Tahun: 2024
Tebal: 459 halaman
Yogyakarta—Kelompok non-normatif adalah kelompok atau komunitas yang tidak mengikuti norma, nilai, atau standar yang dianggap umum atau dominan dalam suatu masyarakat. Mereka biasanya muncul karena memiliki karakteristik, tujuan, atau pola perilaku yang berbeda dari kelompok normatif.
Kelompok ini sering menganut nilai, aturan, atau kebiasaan yang berbeda dari mayoritas masyarakat. Mereka juga memiliki identitas, simbol, atau perilaku yang membedakan mereka dari kelompok normatif. Dalam beberapa kasus, mereka secara eksplisit menantang norma yang ada. Oleh sebab itu, kelompok ini sering kali tidak terintegrasi dalam sistem sosial, politik, atau ekonomi yang dominan. Karena perbedaan mereka itulah, kelompok non-normatif sering kali menghadapi diskriminasi, stigma, atau pengucilan sosial.
Termasuk dalam kelompok non-normatif adalah LGBTQ+ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transfender, Queer, dan semacamnya), kelompok punk, kelompok keagamaan minoritas, dan lain semacamnya. Di antara kelompok non-normatif yang paling umum mendapat sorotan adalah komunitas LGBTQ+. Banyak masyarakat Indonesia, terutama yang berpegang kuat pada nilai-nilai tradisional dan agama, cenderung memandang mereka secara negatif. Bahkan, komunitas LGBTQ+ sering menghadapi diskriminasi karena dianggap bertentangan dengan norma agama dan budaya.
Pertanyaannya, bagaimana Islam memosisikan kelompok non-normatif seperti LGBTQ+ itu? Tidakkah Islam memiliki seperangkat nilai untuk memandang dan memperlakukan mereka secara inklusif? Buku Tafsir Sensitif Gender dan Seksualitas: Membangun Jembatan Inklusif bagi Keagamaan Kelompok Non-normatif berusaha menjawab pertanyaan ini. Buku setebal 459 halaman terbitan CV Kontradiksi Indonesia Group ini adalah karya terbaru (2024) Arif Nuh Safri, S.Th.I., M.Th.I., dosen sekaligus Ketua Program Studi Ilmu Hadis (Prodi ILHA) Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta.
Buku ini menyajikan sudut pandang baru dalam memahami hadis-hadis yang kerap dianggap tidak toleran atau keras terhadap keberagaman gender dan seksualitas non-normatif. Selain membahas hadis-hadis yang terkesan negatif, buku ini juga mengeksplorasi hadis-hadis yang lebih bersifat inklusif dan ramah. Melalui analisis mendalam terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan isu gender dan seksualitas, buku ini menawarkan wawasan yang lebih luas dan seimbang tentang keberagaman sebagai manifestasi dari kekuasaan Tuhan.
Pesan utama yang diusung oleh buku ini adalah bahwa kedewasaan dalam beragama dan bernegara terlihat dari kemampuan menerima keberagaman serta menciptakan kebahagiaan bersama. Penerimaan terhadap kelompok dengan identitas gender dan orientasi seksual non-normatif bukan hanya gagasan modern, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang peradaban manusia. Dengan pendekatan historis, budaya, dan analisis terhadap teks-teks agama, buku ini memberikan perspektif yang relevan dan mencerahkan bagi pembaca masa kini. (MAF).