Yogyakarta—Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-21 tahun ajaran 2024/2025 pada Selasa (02/01). Acara ini berlangsung di sembilan pedukuhan di Kelurahan Dlingo, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lokasi tersebut menjadi tempat mahasiswa KKN menjalankan program pengabdian mereka, yaitu Pedukuhan Kebosungu I, Kebosungu II, Pakis II, Koripan I, Koripan II, Dlingo I, Dlingo II, Pokoh I, dan Pokoh II.
Tujuan dari kegiatan monev ini adalah untuk mengamati, menilai, serta mengevaluasi pelaksanaan KKN melalui berbagai indikator. Beberapa di antaranya mencakup respons mahasiswa terhadap kondisi di lokasi KKN, hubungan mereka dengan dosen pembimbing lapangan (DPL), komunikasi antara DPL dengan perangkat desa atau tokoh masyarakat, keterlibatan perangkat desa dalam mendampingi mahasiswa, partisipasi masyarakat dalam program KKN, tantangan yang dihadapi mahasiswa, daftar program yang telah atau akan dilaksanakan, serta program kefakultasan dan program unggulan.
Tim monev terdiri dari dosen dan panitia KKN ke-21, yang kemudian dibagi menjadi empat tim. Setiap tim mencakup mitra bestari (reviewer), DPL, dan penanggungjawab. Para reviewer bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kelompok-kelompok KKN. Mereka mengadakan observasi langsung terhadap program-program yang dijalankan oleh mahasiswa, seperti program pengabdian, pendampingan, pemberdayaan, pendidikan, hingga program pelatihan.
Selama kunjungan, tim juga berinteraksi dengan mahasiswa serta masyarakat setempat untuk memperoleh gambaran lebih rinci mengenai dampak program KKN di wilayah tersebut. Selain itu, umpan balik dari masyarakat dan perangkat pedukuhan turut dikumpulkan.
“Masyarakat merasa senang dengan kehadiran mahasiswa KKN. Kampung menjadi lebih hidup. Setiap pagi terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dari masjid, seperti suasana bulan Ramadhan. Pada malam hari, warga belajar tahsin Al-Qur’an, tafsir, dan hadis. TPQ kembali aktif. Mahasiswa KKN juga membantu memperbaiki sistem BUNGKAL (Badan Usaha Milik Kalurahan) dan mendigitalisasi data kependudukan. Mereka ramah, sopan, dan menjaga kebersihan sehingga disukai tetangga,” ujar Sigit, Dukuh Kebosungu I, salah satu tokoh masyarakat Dlingo yang turut menjadi subjek observasi tim monev.
Hasil evaluasi ini akan digunakan oleh institut untuk menilai efektivitas dan kualitas pelaksanaan KKN ke-21, sekaligus mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan peningkatan pada periode KKN berikutnya. Data yang terkumpul juga akan menjadi dasar bagi institut dalam merumuskan strategi dan kebijakan yang lebih baik untuk pelaksanaan program KKN di masa mendatang.
Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi KKN, Qowim Musthafa, M.Hum., menekankan pentingnya kegiatan ini untuk menjaga kualitas dan relevansi program KKN dalam mendukung pemberdayaan masyarakat.
“Melalui monev, kami berupaya meningkatkan kualitas dan manfaat KKN bagi masyarakat, sekaligus memastikan program ini sejalan dengan visi dan misi institut dalam mendukung pengabdian kepada masyarakat,” jelas Qowim. (MAF).