Yogyakarta—International guest lecture atau kuliah tamu internasional digelar di gedung Auditorium Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta pada Kamis (12/12). Kuliah bertajuk “Kickstart Your Dream: Essential Steps to Launching a Successful Start-Up” itu disampaikan oleh Mazhar Durrani, seorang pengusaha asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS), sekaligus CEO Parallaxnet. Ia ditemani Dr. Abdul Jabpar, M.Phil., Ketua Program Studi (Kaprodi) Al-Qur’an dan Ilmu Tafsir (IAT) IIQ An Nur Yogyakarta, yang bertindak sebagai moderator, juga Account Manager Parallaxnet, M. Toha Rudin, yang bertindak sebagai penerjemah.
Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A., dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada pihak Parallaxnet yang telah sudi datang ke IIQ An Nur Yogyakarta guna menawarkan kerja sama di bidang pendidikan ekonomi digital, khususnya start-up. Selanjutnya, Sihab mengajak mahasiswa untuk mengambil manfaat dari program kerja sama tersebut.
“Parallax menawarkan beberapa program kerja sama yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin bertindak di bidang bisnis digital. Di antara program tersebut, nanti bisa kalian tanyakan mana yang paling sesuai dengan minat kalian, dengan biaya yang terjangkau, kalau memungkinkan,” tutur Sihab.
Kemudian, kedua belah pihak, yaitu IIQ An Nur Yogyakarta yang diwakili oleh Sihab dan Parallaxnet yang diwakili oleh Mazhar, menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU). Di antara program-program yang ditawarkan oleh Parallaxnet, ada dua program yang menarik bagi mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Pertama, Parallaxnet siap membimbing, mendorong, dan membantu mahasiswa yang memiliki minat dalam mengembangkan bisnis start-up, baik secara mandiri maupun kelompok.
Kedua, Parallaxnet membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung kepada pengusaha stat-up AS, yaitu Mazhar yang nota bene selain CEO Parallaxnet, ia juga CEO Virtalus. Pendidikannya dilakukan secara online, dalam jangka waktu satu tahun, biaya terjangkau, dan setiap lulusan akan mendapatkan tiga sertifikat sekaligus, yaitu Cloud Computing Certificate, Cyber Security Certificate, and Software Engineering Certificate.
Mazhar, dalam kuliahnya, membagikan kisah pengalamannya dalam membangun start-up menggunakan metode gig economy, yaitu ekonomi dengan basis platform digital. Karakteristik dari sistem ekonomi ini, di antaranya berbasis teknologi digital, pekerja memiliki otonomi dan kekuasaan atas pekerjaannya, pekerjaan bisa dilakukan dari mana saja, pekerjaan bisa dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan lain, pekerjaan bisa dipilih sesuai minat dan keahlian. Contoh pekerja gigs adalah programmer, desainer grafis, pemilik platform digital, dan semacamnya.
“Gig economy inilah yang terjadi saat ini, dan terus akan berjalan hingga esok,” ucap Mazhar.
Mazhar selanjutnya menjelaskan tentang ide bisnis start-up, model-model rancangan bisnisnya, target pasarnya, cara membangun tim yang kuat, perlengkapan administrasi dan hukum, pendanaan dan keuangan, umpan balik dan iterasi pelanggan, menyesuaikan produk dengan pasar, pemasaran dan penjualan, skala bisnis, dan semacamnya.
“Saya berpesan kepada kalian, belajarlah teknologi dan finansial, apa pun jurusan kalian. AS menjadi negara yang kuat karena dua hal itu. Dan, ingat, jangan jadi pekerja, tetapi jadilah pengusaha,” ucap Mazhar.
“Sama seperti kalian, saya juga muslim. Seorang muslim itu harus sehat dan tegar, baik fisik maupun mental, juga harus kuat, terutama dalam mindset,” lanjut Mazhar. (MAF).