Rumus Hidup Bahagia ala Stoa, Maghfur: Jangan Khawatir Berlebihan

IMG20240709134842 - Rumus Hidup Bahagia ala Stoa, Maghfur: Jangan Khawatir Berlebihan

Yogyakarta—Orang hidupnya menjadi tidak bahagia terkadang disebabkan oleh perasaannya yang selalu khawatir. Ia khawatirkan segala sesuatu. Misalnya, ia khawatir tidak dianggap oleh orang lain kalau tidak beli barang dengan merek tertentu. Ia khawatir orang lain akan berbicara buruk tentang apa-apa yang dikerjakannya. Ia khawatir suatu kejadian akan terjadi di masa depan jika, misal, ia berbuat begini, atau tidak berbuat begitu.

Orang bisa bahagia justru kalau ia tidak punya perasaan khawatir yang berlebihan terhadap apa pun. Ia hanya fokus dengan apa saja yang bisa dilakukannya saat ini, tanpa merasa perlu khawatir dengan apa kata orang, juga dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Ia fokus saja mengerjakan tugas-tugasnya sebagai individu secara proporsional.

Demikianlah sekelumit paparan yang disampaikan oleh Maghfur M. Ramin, M.Ag., salah seorang dosen filsafat Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, dalam seminar yang bertajuk “Menumbuhkan Mental Tangguh ala Stoa”. Seminar yang dihelat di Auditorium IIQ An Nur pada Selasa (09/07) ini diprakarsai oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta.

Filsafat Stoa belakangan memang sedang digandrungi oleh kalangan muda, terutama di perkotaan. Hal ini mungkin sangat berkaitan dengan problem mental yang sekarang telah menjadi gejala umum di kalangan anak muda. Setali tiga uang, filsafat kaum Stoa dirancang untuk membuat mental individu jadi lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur, dan lebih bijaksana. Filsafat Stoa seolah menjadi oase yang menyegarkan bagi jiwa yang butuh akan rasa bahagia.

Sepanjang Maghfur menyajikan paparannya, terlihat audiens sangat antusias karena contoh-contoh yang diangkat adalah hal-hal yang dialami langsung oleh rata-rata anak muda. Demikian pula, ketika termin pertanyaan dibuka, sejumlah audiens mengangkat tangan. Antusiasme ini seolah mengisyaratkan bahwa mereka berharap memiliki mental yang tangguh, yang tidak mudah goyah oleh terpaan nasib, juga yang senantiasa berbahagia setiap waktu. (MAF).