Yogyakarta—Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta mengadakan seminar nasional berkolaborasi dengan Prodi PGMI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Huda Subang, Jawa Barat, dengan tema “Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Perguruan Tinggi”. Acara ini dilaksanakan di Auditorium IIQ An Nur pada Selasa (24/12). Acara seminar nasional ini dihadiri oleh sivitas akademik Prodi PGMI dari kedua perguruan tinggi tersebut.
Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Lina, M.Pd., dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari hasil Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dari kedua pihak sebelumnya.
“Kegiatan ini menjadi kunci penting dalam meningkatkan kolaborasi antar perguruan tinggi demi kepentingan kualitas kedua kampus. Untuk itu, tema peran mahasiswa ini menjadi urgen dikembangkan. Sebab, bagaimanapun, mahasiswa adalah organ inti dalam mengimplementasikan agen of social change, baik di internal maupun eksternal perguruan tinggi,” ucap Lina.
Seminar nasional yang dimoderatori oleh Ahmad Shofiyuddin Ichsan, M.A., M.Pd. tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Muchamad Mufid, M.Pd. dari Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta sebagai narasumber pertama dan Muhamad Raj Chandra, M.Pd. dari Prodi PGMI STAI Miftahul Huda Subang sebagai narasumber kedua.
Dalam paparannya, Mufid menyampaikan bahwa mahasiswa harus bisa menyesuaikan dengan tempat ia berproses. Maka, dalam meningkatkan potensi akademik selama berproses di perguruan tinggi, mahasiswa harus menyadari dan mengimplementasikan budaya akademik, yakni berpikir akademik, bermoral akademik, dan beraktivitas akademik.
“Jika ketiga budaya akademik tersebut dijalankan dengan maksimal, tentu akan banyak prestasi yang akan diraih oleh mahasiswa. Untuk itu, mahasiswa perlu mengaktualisasikan berbagai skill yang ada. Maka, demi kepentingan kualitas perguruan tinggi, mahasiswa perlu menjaga prinsip lulus tepat waktu sehingga ilmu dan pengalaman selama di kampus mampu segera diterapkan untuk kepentingan kemanfaatan bagi masyarakat luas,” tukas Mufid.
Sedangkan Raj Chandra menyampaikan delapan poin peran mahasiswa yang perlu diperhatikan dan dijalankan, yakni (1) mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran; (2) mahasiswa berperan aktif dalam menciptakan atmosfir akademik yang kondusif; (3) mahasiswa mampu mengembangkan belajar mandiri dan belajar kelompok; (4) mahasiswa banyak terlibat dalam penelitian dan pengabdian dosen atau lembaga; (5) mahasiswa mampu memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari sumber yang kredibel; (6) mahasiswa mampu berpartisipasi dalam mendesain, mengelola, dan mengevaluasi kurikulum; (7) mahasiswa mampu melakukan evaluasi diri untuk mencapai kompetensi lulusan program studinya; dan, (8) mahasiswa mampu berpartisipasi dalam organisasi mahasiswa dan kegiatan ekstrakurikuler.
“Kedelapan peran ini menjadi penting untuk diimplementasikan. Sebab, bagaimanapun, mahasiswa merupakan salah satu aktor utama dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Jika mahasiswa mampu mengoptimalkan potensinya dengan menjalankan peran tersebut maka, saya yakin, perguruan tinggi akan cepat menjadi unggul, baik kualitas secara internal maupun kuantitas secara eksternalnya,” ujar Raj Chandra.
Acara ditutup dengan penyerahan cenderamata dan foto bersama. Adapun para pimpinan dan sivitas akademik kedua belah pihak mengadakan ramah-tamah di ruang rapat dalam rangka meningkatkan kolaborasi Tri Dharma perguruan tinggi antar-kedua belah pihak. (ASHICH).